Peduli Kebencanaan, Dandim 0732/Sleman Undang BMKG

    Peduli Kebencanaan, Dandim 0732/Sleman Undang BMKG
    Perwakilan Babinsa jajaran Kodim 0732/Sleman mengikuti sosialisasi kebencanaan dari BMKG DIY yang didatangkan langsung oleh Dandim Sleman. (Ft. Muhis)

    SLEMAN - Komandan Kodim 0732/Sleman Letkol Inf Arief Wicaksana, SH, M.Han mengadakan sosialisasi dan mitigasi bencana alam antara lain banjir, potensi gempa bumi dan Tsunami di Aula Kodim 0732/Sleman, Rabu (27/1/2021).

    Sosialisasi ini diikuti oleh para Danramil dan Perwakilan Babinsa jajaran Kodim 0732/Sleman sebagai perwakilan dari wilayah yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing. 

    Sosialisasi ini dihadiri Ikhsan ST., M.Si Kepala Stasiun Geofisika Klas I Yogyakarta, Ikhsan, ST, M.Si dan Kepala Stasiun Klimatologi Sleman, Reni Kraningtyas, SP, M.Si, sebagai pembicara.

    Dalam paparannya, Ikhsan menjelaskan tentang potensi gempa bumi dan Tsunami di Jateng dan DIY, Indonesia merupakan pertemuan 3 lempeng aktif di dunia. DIY dilewati oleh Sesar Opak-Oyo, Merapi-Merbabu, Dengkeng, Progo dan Sesar Minor perbukitan Menoreh. 

    "Tetapi yang paling sering menimbulkan gempa seperti tahun 2006 adalah Sesar Opak-Oyo, " ujar Ikhsan.

    Bencana alam gempa bumi dapat diprediksi potensinya, tetapi tidak dapat diketahui hari, waktu serta detik kapan terjadinya gempa bumi dan Tsunami. Oleh karenanya, yang penting dilakukan adalah edukasi kebencanaan untuk meningkatkan awareness dari masyarakat. 

    "Namun, yang tidak kalah penting jika menghadapi gempa kurang dari 20 detik tidak perlu panik, tetapi jika sudah melebihi 20 detik maka kita segera mencari tempat aman, " jelas Ikhsan.

    Sementara itu, Reni Kraningtyas menjelaskan tentang antisipasi potensi bencana hidrometeorologi pada puncak musim hujan di wilayah DIY. Dikatakannya, pengaruh Lanina dan perkiraan puncak curah hujan tahun 2021 di wilayah Sleman antara lain Pakem daerah utara serta Cangkringan daerah utara akan terjadi pada Januari 2021.

    "Sedangkan pada Februari 2021 yaitu seluruh daerah di Sleman kecuali Pakem dan Cangkringan utara, " jelasnya. 

    Reni mengatakan bahwa daerah rawan banjir di Sleman adalah Kapanewon Prambanan dan daerah perumahan DOM. Sedangkan daerah rawan longsor yaitu Kapanewon Prambanan, Desa Gayamharjo, Sumberharjo, Sambirejo, Wukirharjo dan Bokoharjo. 

    Komandan Kodim 0732/Sleman Letkol (Inf) Arief Wicaksana menambahkan pentingnya terdapat jalur evakuasi di daerah rawan bencana. 

    “Menurut penelitian, daerah yang memiliki jalur evakuasi akan lebih cepat melakukan evakuasi dibandingkan daerah yang belum memiliki jalur evakuasi, " tandas Dandim Sleman.

    Selesainya sosialisasi dan mitigasi bencana, Dandim berharap perwakilan masing-masing wilayah bisa menyebarkan ilmu kebencanaan kepada kerabat, keluarga, dan masyarakat sekitarnya agar lebih peduli dan siap siaga jika suatu saat terjadi bencana.

    Bencana banjir dan kebakaran mungkin bisa diprediksi dan dihindari, tetapi bencana gempa bumi dan gunung meletus hingga sekarang belum bisa diprediksi kapan datangnya,  

    "Jadi, jangan pernah meremehkan sedikit ilmu tentang kebencanaan, karena kita tinggal di bumi yang penuh dengan misteri, " tegas Dandim Sleman. (Muhis) 

    Sosialisasi kebencanaan
    Muhis

    Muhis

    Artikel Sebelumnya

    Perwira Melati Tiga ini Ajak Prajuritnya...

    Artikel Berikutnya

    Lokasi TMMD Sengkuyung Disurvei, Babinsa...

    Berita terkait