Muhis
Muhis
  • Mar 29, 2021
  • 1734

Melalui Babinsa, Koramil 05/Pakualaman Lestarikan Budaya Jemparingan

Melalui Babinsa, Koramil 05/Pakualaman Lestarikan Budaya Jemparingan
Anggota Koramil 05/Pakualaman bersama anggota Bhabinkamtibmas ikut serta melestarikan Jemparingan sebagai budaya warisan leluhur di Kota Yogyakarta. (Ft. Pendim0734)

YOGYAKARTA - Jemparingan adalah memanah secara tradisional yang merupakan salah satu warisan leluhur Ngayogyakarta Hadiningrat. Pada awalnya Jemparingan sering dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I untuk mendorong seluruh prajuritnya belajar memanah dengan maksud untuk membentuk watak dan karakter seorang kesatria. 

Berbeda dengan olah raga panahan pada umumnya, Jemparingan ini memiliki perilaku yang berbeda yakni dengan posisi duduk bersila menggunakan target sasaran berupa sebuah bandul.

Kang Tukiman pemerhati budaya Jemparingan dari Kelurahan Gunungketur menyampaikan bahwa kini Jemparingan terus dilestarikan oleh kawula muda pemerhati budaya di wilayah Kota Yogyakarta dan sekitarnya. 

Termasuk didalamnya adalah prajurit TNI AD yakni Sertu Sutriyana Babinsa Kelurahan Gunungketur dan Aiptu Henis Catur Bhabinkamtibmas Kelurahan Gunungketur turut serta Mangayubagyo pelestarian budaya. Keikutsertaan kedua aparat keamanan tersebut, untuk menjadi suport bagi yang lain di komunitas Jemparingan di Kelurahan ini. 

Dikatakan oleh Sertu Sutriyana dari Koramil 05/Pakualaman disela latihan bersama rekan-rekan pemerhati budaya lainya bahwa memang benar kegiatan olah raga Jemparingan ini membuat jiwa terasa lebih tenang, sejalan dengan filosofi dari makna Jemparingan itu sendiri.

Kanthi Pementhanging Gendewo lan Pamenthenging Cipto yang memiliki arti bahwa dengan membentangnya busur seiring dengan konsentrasi diri yang ditujukan pada sasaran yang di bidik, " kata Sertu Sutriyana, Minggu (28/3/2021). 

Ditambahkan oleh Aiptu Henis Catur selaku Bhabinkamtibmas Kelurahan Gunungketur, dalam kehidupan sehari-hari Pamenthanging Gendewo dan Pamentenging cipto ini memiliki pesan agar kepada manusia yang memiliki cita-cita hendaknya berkonsentrasi penuh pada tujuan tersebut. 

"Tujuannya agar tercapai apa yang menjadi keinginannya. Kemudian hikmah dari pelajaran memanah tradisional Jemparingan ini diimplementasikan untuk mendukung pelaksanaan tugas di wilayah binaan, " sebut  Aiptu Henis Catur. (Pendim0734/Muhis) 

Penulis :
Bagikan :

Berita terkait

MENU